Pertanyaan itulah yang sedari tadi mengusikku, berjalan-jalan memutari otak ku membuatku tak tahu untuk berkata apa selain membuatku bingung. Sungguh aku tak tahu perasaan apa. Perasaan ini tiba-tiba datang begitu saja, bahkan membuatku menerka-nerka kedatangannya. apa ? mengapa ? Bagaimana?
Aku menerimanya? Ini bukan sebuah pernyataan sungguh ini adalah sebuah pertanyaan. Pertanyaan yang diriku sendiri lontarkan untuk diriku, ketika ia yang entah bagaimana tiba-tiba membuatku bertanya sungguh bertanya pada diriku sendiri. Ia yang entah dari mana menawarkan diri untuk menjadi teman yang akan menemani hari-hariku hingga tutup usia. ia yang entah keyakinan dari mana menjadikan aku sebuah tujuan. Ia yang sebenarnya baru saja atau bahkan mungkin belum benar-benar aku kenal, memberanikan diri untuk memintaku pada kedua orang tuaku.
Membuatku tidak bisa bernapas lega atau secara tidak langsung membuat ku sedikit sesak untuk bernafas, sekaligus membuatku bingung untuk menjawab pertanyaannya. Aku belum mengenalnya, bagaimana bisa aku menerimanya? aku sungguh belum mengenal dia. aku hanya mengenal namanya, aku pun tak begitu yakin untuk rupa wajahnya, sifatnya, bahkan kepribadiannya. sungguh aku belum mengenalnya, lantas adakah alasan terbaik untuk aku menerimanya?
Lantas perasaan apa ini seolah hatiku bergejolak, hatiku seolah tengah mencari jawaban untuk pertanyaan itu semua. Mencari alasan mengapa untuk pertanyaannya. atau mungkin aku tak memiliki alasan apapun untuk menolaknya, atau sebenarnya aku punya ribuan alasan untuk menolaknya namun aku tak bisa mengatakannya? sungguh rasanya tidak banyak kata yang berada di dalam otak ku saat ini. selain menikmati kebingungan ini sendiri.
Rasanya aku takut, namun aku sendiri tak yakin atas ketakutan yang aku rasakan ini. mungkin ketakutan adalah alasan wajar ketika seseorang yang belum pernah menjalin hubungan dengan orang lain tiba-tiba di tawari sebuah hubungan yang serius, hubungan yang membutuhkan restu semua pihak. ah sungguh aku tak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang.
Hatiku terus bertanya-tanya mengapa ia memilihku?, bukankah ia pula mengetahui semua bahwa kita sama-sama tak saling kenal? lantas mengapa ia sangat yakin kepadaku. meyakini bahwa aku yang akan menjadi penumpang kapal yang kan ia nahkodai. Keyakinan dari manakah yang membuatnya datang kepadaku dan meminta ku ?
Tak bisakah aku tahu alasan jelas atas pertanyaanku diatas?
Sungguh aku belum memiliki jawaban atas setiap pertanyaanya, aku hanya ingin berdamai dengan hatiku yang bergemuruh entah untuk alasan apa. biarkan kita semua begini dulu, biarkan kita sama-sama melangkah tanpa ada pertanyaan yang membuat hati gelisah dan bingung untuk memberi jawaban. biarkan aku terus meminta kejelasan perasaan pada Rabb-ku untuk pertanyaannya. begitupun dengan ia yang harus terus berdoa kepada Tuhan jika memang aku ditakdirkan untuknya.
Aku tak ingin membuatnya berharap atas kebingungan yang aku rasakan, akupun tak ingin membuatnya menunggu. maka biarkan kita begini saja, terpisah untuk beberapa alasan karena jika ia memang di takdirkan untukku maka Allah akan memberikan ia untuk ku saja, takan memberikannya untuk orang lain. jadi biarkan kita berdamai dengan setiap pertanyaan agar jawaban yang kita harapkan benar-benar datang kepada kita.
Selamat berdamai dengan perasaan masing-masing jangan terlalu terburu-buru mengartikan sesutau jika memang sebenarnya sangat teramat tidak jelas untuk masa depan kita masing-masing. berbahagialah dengan apa pun yang nanti menjadi keputusan terbaik yang Tuhan berikan untuk kita.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Ayo Cari tahu !!
Popular Posts
-
Pernahkah kamu merasakan hal seperti ini? Merasakan perasaan yang kamu sendiri tak tahu apa namanya, ketika tiba-tiba seseorang yang k...
-
Salahsatu alasan kuatku masih menyukai kotamu, adalah kamu. Rasanya kenangan yang telah lama itu masih hidup abadi disana. Entahlah, setiap ...
-
Wannable adalah sebutan untuk para fans salahsatu boyband or boy group dari korea selatan. Yes Wanna One. salahsatu boy group yang terbe...
0 komentar:
Post a Comment