Aku dan kamu adalah manusia yang di pertemukan begitu saja. pertemuan kita menjadikan kita sama-sama seolah mengenal satu sama lain. Kita melangkah mempersiapkan semua menjemput takdir. Entah bagaimana caranya seketika aku yakin begitu saja denganmu.
Hari itupun tiba, kita bersiap menjemput takdir dipuncak sana. Kita berjalan semakin mendekat satu sama lain, berusaha agar tetap bersama hingga di puncak. kitapun menapaki kerikil demi kerikil yang menghadang kita di tengah perjalanan.
Kita menikmati setiap tawa yang terkadang hadir di tengah perjalanan, canda yang kita sajikan membuat kita merasa semakin dekat satu sama lain. tangan kita yang saling berpegangan seolah tengah satu tujuan dan seolah kita akan tetap bersama terus hingga puncak.
Terkadang aku mengira apa yang aku sangat yakin kepadamu, terkadang kamupun merasakan hal yang sama. terkadang aku berpura-pura menutupi ketakutanku hanya karena bersamamu aku yakin tak ada yang perlu aku takutkan.
Hingga di tengah perjalanan, aku tak dapat lagi bertahan. fisikku terkoyak secara tidak langsung dan membuatku terjatuh. aku tak dapat lagi berjalan hanya berharap kamu mengulurkan tanganmu untuk membantuku, juga berharap kamu menyediakan bahu lebarmu untuk ku bersandar. agar aku dapat mengistirahatkan tubuhku di sampingmu, namun pada kenyataannya kamu tidak dapat melakukannya.
Kamu melepaskan genggaman tangan kita, dan tersenyum tanpa aku tahu maksud dari senyummu. kau berbalik arah dan mulai berjalan pergi meninggalkanku, seolah kamu tak ingin menghabiskan waktumu hanya untuk menungguku pulih. kau berlari dan menemukan jalan terbaik menuju ke puncak, sedangkan aku masih tertinggal di belakang. terpuruk, tak berdaya.
Aku masih berharap kau kembali menemuiku, membantuku melewati masa sulitku. dan sama-sama menuju ke puncak. namun sayang rasanya itu hanya sebuah harapan kosong karena pada kenyataannya, kau tak akan pernah kembali. dan aku masih akan terus terpuruk dan masih mencari jalan menuju kearah mu.
Beberapa orang yang mengetahui kondisiku, membantuku menyembuhkan lukaku. membantu mengobatinya. sebagian dari merekapun memberiku petunjuk jalan terbaik untuk dapat segera menemuimu di puncak sana. kau tahu aku mungkin kecewa dan kesal kau meninggalkanku ketika aku terpuruk. namun mungkin karena rasa yang aku miliki membuatku terus berusaha berjalan kearah mu.
Sepanjang perjalanan menuju kearah mu, aku mendengar teriakan beberapa orang yang memintaku untuk menyerah, sebagian dari mereka merutuki keegoisanku yang masih berharap padamu. sebagian lagi menceritakan kenyataannya jika kamu telah bertemu dengan orang lain yang entah bagaimana membantumu ketika hendak menuju puncak.
Langkahku sedikit demi sedikit mulai melambat, hingga tiba-tiba aku kembali terjatuh di tengah jalan. kembali tak ada yang membantuku, karena aku hanya sendiri. sesekali beberapa penyesalan melintas dalam pikiranku, bagaimana bisa aku mengharapkanmu yang bahkan kau sendiri sudah tak peduli denganku. aku menyesali keputusanku yang telah berusaha berjalan kearahmu, tanpa memikirkan diriku sendiri yang tengah terluka.
Aku sendiri merangkul tubuhku, menenangkan hatiku yang terluka parah karenamu. aku terus berusaha membuat diriku bangkit untuk menghadapi apapun yang akan menghadang termasuk melihatmu membanggakan dirimu yang tengah mencapai puncak.
Walau semua berakhir seperti ini setidaknya aku bahagia karena dapat membantumu, menemanimu ketika masih sama-sama mencari jalan menuju puncak, melewati banyak rintangan juga kerikil yang kadang membuat tubuh kita tak seimbang. tak apa jika kamu bahagia tengah berada di puncak kebahagiaan bersama ia.
Aku yakin aku akan di pertemukan dengan seseorang yang membantuku menuju puncak, menapaki langkah demi langkah. melewati setiap rintangan yang mungkin tak dapat di prediksi juga terus bersama denganku dalam situasi apapun. Bahkan jika aku terjatuh berkali-kali hingga dapat merasakan puncak.
Bagiku, sama-sama berjuang dari awal itu lebih baik, dari pada hanya menunggu di puncak.
0 komentar:
Post a Comment