Monday, November 26, 2018

Aku Dan Ketidakpastian Yang Ku Miliki

Pernahkah kalian merasakan diri kalian bahagia atas apa yang telah terjadi pada diri kalian. Entah itu terjadi tiba-tiba atau memang telah di rencanakan dan terjadi.

Hari ini, tidak bukan hari ini tapi beberapa hari yang lalu aku di tuntut berpura-pura biasa saja walau sebenarnya aku merasakan sebuah kebahagiaan semu namun rasanya aku merasakan kebahagiaan yang tak biasa aku dapatkan. tanpa aku sadari untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan itu bukankah memang harus ada yang terluka, dan tanpa aku sadari aku berbahagia diatas ketidaktahuan orang lain tentang kebahagiaan yang aku miliki.

Aku memiliki  kebahagiaan yang sangat sederhana dan sementara. Aku tidak seharusnya mengatakan ini sebuah kebahagiaan karena aku sendiri tahu ini adalah sebuah kesalahan. Kesalahan ini seharusnya tak aku biarkan begitu saja, seharusnya aku buang jauh-jauh atau menghindarinya, agar aku tak merasa kehilangan jika ini semua berakhir. Atau aku sendiri seharusnya melindungi diriku  dari sebuah kesakitan yang tak akan pernah ada obat untuk penawarnya.

Aku memang bodoh karena seolah tak ingin melepaskan kebahagiaan ini, mungkinkah aku terlalu terbuai dengan nyaman untuk terus berada disampingnya. Atau karena nyatanya aku tak bisa jujur pada diriku sendiri bahwa kebahagiaan ini bukan lah sebuah kebahagiaan yang sesungguhnya. Bisakah aku menerima kenyataannya ?

Aku adalah manusia jahat. karena aku terus merasa bahwa aku dan dia akan terus seperti ini menikmati ketidakpatian ini, dan menunggu hingga waktunya kami tiba menjadi orang asing dan tak saling mengenal. Sehingga aku membiarkan semuanya mengalir begitu saja tanpa aku sadari akan semakin banyak orang yang tersakiti dengan keegoisanku ini.

Entah sampai kapan aku berada dalam keberpura-puraan ini, berpura-pura semuanya baik baik saja tanpa aku berpikir bagaimana cara menghapus dan menghilangkan perasaan nyaman berada dalam ketidakpastian ini. Bukankah wanita tidak menyukai ketidakpastian, lantas mengapa aku harus bertahan dalam ketidakpastian ini. Aku sungguh malu pada diriku sendiri karena membiarkannya larut dalam kebahagiaan semu ini, dalam ketidakpastian yang nyata ini.






Bandung, 26 November 2018
Bersama Awan Yang Menghalangi Cahaya Mentari

0 komentar:

Post a Comment

Ayo Cari tahu !!

Popular Posts

Blogroll

 
Dunia Diana Chandri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template