Waktu terus berlalu, hari demi hari, bulan demi bulan bahkan tahun demi tahun. Sekedar menghela napas seolah bahagiapun aku masih terkadang tersendak bukan karena tak ingin bernapas lega namun perasaan dan pikiranku padamu nyatanya masih saja menyesakkan.
Sebenarnya ini bukan kali pertama aku membayangkan pertemuan kita. Entah berapa kali aku memikirkannya, menerka-nerka juga membayangkan tentang pertemuan yang menjadi sesuatu hal yang sangat sulit terjadi atau mungkin tidak akan pernah kembali terjadi. Bagaimanakah jadinya ya? Pertemuan kita itu? Semenarik itukah seperti dulu? Masih menjadi bahan impian dan tumpuan harapankah? Atau mungkin sebaliknya?
Sebenarnya, Aku hanya ingin tahu apakah benar perasaan ku ini masih tertuju padamu atau selama ini aku hanya salah mengartikannya saja. Perasaanku tak sedalam itu padamu? Aku hanya terlalu melebih-lebihkannya saja? Atau sebenarnya aku sudah melupakanmu seperti halnya kau yang telah melupakanku. Hanya aku terbawa suasana ketika tiba-tiba merindukanmu. Aku benar-benar hanya ingin memastikannya saja.
Tiba-tiba saja Pikiranku melambung jauh pada beberapa kejadian yang kita sama-sama lalui. Sebuah pertanyaan jelas tergambar tentang apa yang akan terjadi jika kita bertemu kembali tanpa sengaja? Atau mari ku bumbui drama di dalamnya. Bagaimana jika aku bertemu dengan mu lagi di sebuah ruangan dan kita terjebak disana? Tidak itu terlalu dramatis.
Bagaimana jika kita tanpa sengaja bertemu ketika sama-sama tengah mencari tujuan, langkahku terhenti tepat di depanmu begitupun denganmu. Lantas jika kejadiannya seperti itu apa yang akan terjadi setelahnya? Namun itu sepertinya sesuatu yang tidak mungkin terjadi bahkan terdengar berlebihan.
Aku hanya ingin tahu, Apa kita akan saling tanya setelah saling memandang dan memastikan dengan beberapa tatapan atau kita hanya akan diam seribu bahasa berpura-pura tak mengenal satu sama lain? Apa kau akan memulai percakapan dan mulai menyapaku di balas oleh ekspresiku yang dibuat-buat seolah baru menyadari kehadiaranmu atau mungkin sebaliknya aku yang menyapamu lebih dahulu seperti saat pertama kali kita bertemu dan akhirnya kamu mulai berkata banyak dan tidak irit lagi padaku. Apa itu akan terjadi kembali?
Aku sungguh bertanya-tanya tentang itu semua, karena aku ingat betul bagaimana pertemuan kita terakhir kali juga tanpa kesengajaan. Bukankah kala itu aku terkejut karena bertemu denganmu yang berdiri tepat beberapa langkah di depanku dan akhirnya membuatku berpura-pura biasa saja juga tak menganggap kehadiranmu. Begitupun kamu yang entah bagaimana ekspresimu kala itu yang ku tangkap sekilas sebelum berpapasan adalah ekspresi terkejutmu karena bertemu tanpa sengaja denganku. Tapi seandai saja kamu tahu kala pertemuan terakhir itu aku sungguh menyesal karena tak menyapamu dan membiarkan aku hancur dalam tatapan mu kala itu.
Jika pertemuan itu benar-benar terjadi, Apa aku benar-benar kuat dihadapanmu? Ataukah aku sebaliknya menyerah dan mengakhirinya dengan berlalu pergi. Akupun tak tahu..
Entah apa yang terjadi padaku, aku terus terbayang akan angan pertemuan yang tak sampai.
Namun aku menyadari bagaimana aku melupakan Rahasia yang Tuhan simpan, seketika rasanya aku tertampar jika mengingat bagaimana sebenarnya aku seolah meragukan kuasa-Nya. Yakinku, Tuhan memiliki alasan yang jauh lebih bermakna dari sekedar pertemuan yang entah akan berakhir dengan kesedihan juga rasa sakit atau mungkin dengan rasa tak puas atas keputusan yang Tuhan beri. Jika Tuhan tak mengizinkan pertemuan itu, maka aku yakin kamu bukan sebaik-baiknya jawaban atas haparanku. Seharusnya aku tahu bahwa pertemuan takan pernah dapat membunuh rindu namun melipat gandakannya.
Hmm..
Bagaimanapun kabarmu disana? Entah dimanapun kamu berada? Kesibukan apapun yang tengah kamu tekuni semoga bahagia bersamamu, sekalipun ternyata kau telah bersama tujuan yang lain.
Sebenarnya ini bukan kali pertama aku membayangkan pertemuan kita. Entah berapa kali aku memikirkannya, menerka-nerka juga membayangkan tentang pertemuan yang menjadi sesuatu hal yang sangat sulit terjadi atau mungkin tidak akan pernah kembali terjadi. Bagaimanakah jadinya ya? Pertemuan kita itu? Semenarik itukah seperti dulu? Masih menjadi bahan impian dan tumpuan harapankah? Atau mungkin sebaliknya?
Sebenarnya, Aku hanya ingin tahu apakah benar perasaan ku ini masih tertuju padamu atau selama ini aku hanya salah mengartikannya saja. Perasaanku tak sedalam itu padamu? Aku hanya terlalu melebih-lebihkannya saja? Atau sebenarnya aku sudah melupakanmu seperti halnya kau yang telah melupakanku. Hanya aku terbawa suasana ketika tiba-tiba merindukanmu. Aku benar-benar hanya ingin memastikannya saja.
Tiba-tiba saja Pikiranku melambung jauh pada beberapa kejadian yang kita sama-sama lalui. Sebuah pertanyaan jelas tergambar tentang apa yang akan terjadi jika kita bertemu kembali tanpa sengaja? Atau mari ku bumbui drama di dalamnya. Bagaimana jika aku bertemu dengan mu lagi di sebuah ruangan dan kita terjebak disana? Tidak itu terlalu dramatis.
Bagaimana jika kita tanpa sengaja bertemu ketika sama-sama tengah mencari tujuan, langkahku terhenti tepat di depanmu begitupun denganmu. Lantas jika kejadiannya seperti itu apa yang akan terjadi setelahnya? Namun itu sepertinya sesuatu yang tidak mungkin terjadi bahkan terdengar berlebihan.
Aku hanya ingin tahu, Apa kita akan saling tanya setelah saling memandang dan memastikan dengan beberapa tatapan atau kita hanya akan diam seribu bahasa berpura-pura tak mengenal satu sama lain? Apa kau akan memulai percakapan dan mulai menyapaku di balas oleh ekspresiku yang dibuat-buat seolah baru menyadari kehadiaranmu atau mungkin sebaliknya aku yang menyapamu lebih dahulu seperti saat pertama kali kita bertemu dan akhirnya kamu mulai berkata banyak dan tidak irit lagi padaku. Apa itu akan terjadi kembali?
Aku sungguh bertanya-tanya tentang itu semua, karena aku ingat betul bagaimana pertemuan kita terakhir kali juga tanpa kesengajaan. Bukankah kala itu aku terkejut karena bertemu denganmu yang berdiri tepat beberapa langkah di depanku dan akhirnya membuatku berpura-pura biasa saja juga tak menganggap kehadiranmu. Begitupun kamu yang entah bagaimana ekspresimu kala itu yang ku tangkap sekilas sebelum berpapasan adalah ekspresi terkejutmu karena bertemu tanpa sengaja denganku. Tapi seandai saja kamu tahu kala pertemuan terakhir itu aku sungguh menyesal karena tak menyapamu dan membiarkan aku hancur dalam tatapan mu kala itu.
Jika pertemuan itu benar-benar terjadi, Apa aku benar-benar kuat dihadapanmu? Ataukah aku sebaliknya menyerah dan mengakhirinya dengan berlalu pergi. Akupun tak tahu..
Entah apa yang terjadi padaku, aku terus terbayang akan angan pertemuan yang tak sampai.
Namun aku menyadari bagaimana aku melupakan Rahasia yang Tuhan simpan, seketika rasanya aku tertampar jika mengingat bagaimana sebenarnya aku seolah meragukan kuasa-Nya. Yakinku, Tuhan memiliki alasan yang jauh lebih bermakna dari sekedar pertemuan yang entah akan berakhir dengan kesedihan juga rasa sakit atau mungkin dengan rasa tak puas atas keputusan yang Tuhan beri. Jika Tuhan tak mengizinkan pertemuan itu, maka aku yakin kamu bukan sebaik-baiknya jawaban atas haparanku. Seharusnya aku tahu bahwa pertemuan takan pernah dapat membunuh rindu namun melipat gandakannya.
Hmm..
Bagaimanapun kabarmu disana? Entah dimanapun kamu berada? Kesibukan apapun yang tengah kamu tekuni semoga bahagia bersamamu, sekalipun ternyata kau telah bersama tujuan yang lain.
0 komentar:
Post a Comment