Kak, ingatkah kamu pada tahun-tahun awal sekolah. Ketika tak ada satu orangpun yang tahu tentang kedekatan kita, mereka hanya menganggap bahwa kita sebatas kakak kelas dan adik kelas biasa tak ada yang tahu kebenarannya.
Masih ingatkah kamu ketika pertama kalinya aku tersipu malu mencuri pandangmu dari jendela kelas, tak sampai beberapa menit kamu menyadari pandanganku yang akhirnya membuatku menjatuhkan salahsatu sepatuku yang sekaligus membuatmu mendekat kearah jendela.
Dua mata indah itu, bisa ku lihat dengan begitu dekat hanya terhalang jendela kelas. Kamu tersenyum begitu manis, dengan menyodorkan sepatuku. Bodohnya aku kala itu entah terlena atau apapun itu aku malah menjatuhkannya kembali dan kamu tertawa kecil melihat tingkahku.
Kak, aku tidak pernah menyangka kejadian memalukan itu nyatanya menjadikan kita berdua lebih dekat. Seorang ketua osis smp kala itu, bisa menjadi kakak yang sangat memperhatikanku.
Hari ketika sekolah kita mengadakan sebuah even gerak jalan selama perjalanan kamu berjalan beriringan disampingku, mungkin mereka yang melihatnya berpikir bahwa kamu hanya mengamankan jalanan tapi sebenarnya kamu hanya tengah menemaniku, dan menjagaku.
Waktu yang kita lewati disekolah dengan saling memandang atau melempar senyum dan isyarat menjadi makanan kita sehari-hari. Rasanya energiku selalu terisi penuh jika melihatmu.
Aku yakin kamu tahu alasanku kembali bersekolah di sekolah yang sama denganmu, ya tidak lain karena kamu.
Entah kamu ingat ini atau tidak hari dimana setiap murid memberi kado kepada kakak panitia dan sudah pasti aku memberikannya juga padamu. Bungkusan dengan warna favoritmu hijau, aku bahkan membantumu membawakan banyaknya hadiah yang kamu terima. Ya, kamu kembali populer disekolah barumu itu.
Akupun masih ingat jelas beberapa kali aku mencemburui teman-teman sekelasku yang sengaja mengikuti extrakulikuler musik hanya agar bisa dekat denganmu. Aku tak bisa memperlihatkan dengan jelas bahwa aku sedekat itu denganmu, karena aku takut jika sewaktu-waktu kamu menjauh karena tak nyaman denganku.
Kak, dari banyaknya hal yang aku lewati disekolah, bertemu denganmu juga dapat melihatmu dari jendela kelas sudah menjadi hal yang paling ku nantikan setiap kembali ke sekolah. Kamu yang sengaja melambaikan tangan ketika menyadari aku menatapmu atau kamu yang menyempatkan diri untuk menyapaku.
Waktu tanpa sadar menghadirkan jarak diantara kita, menghilangkan rasa yang bersemayam juga menciptakan kecanggungan.
Setelah kamu lulus sekolah kamu melanjutkan sekolah disalah satu perguruan tinggi di kota Bandung. Komunikasi kita sedikit demi sedikit mulai jarang, aku bahkan hanya tahu keadaanmu dari beberapa postingan di media sosialmu, mendapati senyum manismu di jajaran mahasiswa atau juga photomu ketika akhirnya berada di stadion Geloran Bandung Lautan Api, tempat yang ingin sekali ku kunjungi jika datang ke Bandung.
Kak, dari banyak cerita tentang kita juga kedekatan yang sempat ku artikan special itu mungkin tak berarti apa-apa bagimu. Mungkin kau akan menyandingkanku dengan beberapa orang penngagummu yang lain atau mungkin setelah kau membaca ini kau akan berpikir aneh tentangku.
Entah apapun yang ada dipikiranku saat ini namun terima kasih kak, aku beruntung sekali kala itu bertemu dengan orang sebaik kamu. Terimakasih telah menjadi bagian paling berwarna dimasa putih biru dan abu-abu ku.
Kak, sebenarnya banyak hal yang aku rindukan dari kita. Aku rindu berjalan di belakangmu, mengikuti arah langkah kakimu. Merindukan sapaanmu, matamu yang meneduhkan itu, juga senyum manismu. Banyak sekali rasanya yang ingin ku tulis tentangmu, tapi melihat bagaimana kamu telah memiliki kehidupan lain yang lebih bahagia sudah cukup bagiku.
Ah, aku terlalu berlebihan. Sekali lagi Selamat ulang tahun kak.