Tuesday, July 04, 2023

Selamat Ulang Tahun

Selamat ulang tahun untukmu kak, pria yang telah lama ku kagumi. Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan padamu setelah hari terakhir kita  berkomunikasi. 

Kak, ingatkah kamu pada tahun-tahun awal sekolah. Ketika tak ada satu orangpun yang tahu tentang kedekatan kita, mereka hanya menganggap bahwa kita sebatas kakak kelas dan adik kelas biasa tak ada yang tahu kebenarannya. 

Masih ingatkah kamu ketika pertama kalinya aku tersipu malu mencuri pandangmu dari jendela kelas, tak sampai beberapa menit kamu menyadari pandanganku yang akhirnya membuatku menjatuhkan salahsatu sepatuku yang sekaligus membuatmu mendekat kearah jendela. 

Dua mata indah itu, bisa ku lihat dengan begitu dekat hanya terhalang jendela kelas. Kamu tersenyum begitu manis, dengan menyodorkan sepatuku. Bodohnya aku kala itu entah terlena atau apapun itu aku malah menjatuhkannya kembali dan kamu tertawa kecil melihat tingkahku. 

Kak, aku tidak pernah menyangka kejadian memalukan itu nyatanya menjadikan kita berdua lebih dekat. Seorang ketua osis smp kala itu, bisa menjadi kakak yang sangat memperhatikanku. 

Hari ketika sekolah kita mengadakan sebuah even gerak jalan selama perjalanan kamu berjalan beriringan disampingku, mungkin mereka yang melihatnya berpikir bahwa kamu hanya mengamankan jalanan tapi sebenarnya kamu hanya tengah menemaniku, dan menjagaku. 

Waktu yang kita lewati disekolah dengan saling memandang atau melempar senyum dan isyarat menjadi makanan kita sehari-hari. Rasanya energiku selalu terisi penuh jika melihatmu. 

Aku yakin kamu tahu alasanku kembali bersekolah di sekolah yang sama denganmu, ya tidak lain karena kamu. 

Entah kamu ingat ini atau tidak hari dimana setiap murid memberi kado kepada kakak panitia dan sudah pasti aku memberikannya juga padamu. Bungkusan dengan warna favoritmu hijau, aku bahkan membantumu membawakan banyaknya hadiah yang kamu terima. Ya, kamu kembali populer disekolah barumu itu. 

Akupun masih ingat jelas beberapa kali aku mencemburui teman-teman sekelasku yang sengaja mengikuti extrakulikuler musik hanya agar bisa dekat denganmu. Aku tak bisa memperlihatkan dengan jelas bahwa aku sedekat itu denganmu, karena aku takut jika sewaktu-waktu kamu menjauh karena tak nyaman denganku. 

Kak, dari banyaknya hal yang aku lewati disekolah, bertemu denganmu juga dapat melihatmu dari jendela kelas sudah menjadi hal yang paling ku nantikan setiap kembali ke sekolah. Kamu yang sengaja melambaikan tangan ketika menyadari aku menatapmu atau kamu yang menyempatkan diri untuk menyapaku. 

Waktu tanpa sadar menghadirkan jarak diantara kita, menghilangkan rasa yang bersemayam juga menciptakan kecanggungan. 

Setelah kamu lulus sekolah kamu melanjutkan sekolah disalah satu perguruan tinggi di kota Bandung. Komunikasi kita sedikit demi sedikit mulai jarang, aku bahkan hanya tahu keadaanmu dari beberapa postingan di media sosialmu, mendapati senyum manismu di jajaran mahasiswa atau juga photomu ketika akhirnya berada di stadion Geloran Bandung Lautan Api, tempat yang ingin sekali ku kunjungi jika datang ke Bandung. 

Kak, dari banyak cerita tentang kita juga kedekatan yang sempat ku artikan special itu mungkin tak berarti apa-apa bagimu. Mungkin kau akan menyandingkanku dengan beberapa orang penngagummu yang lain atau mungkin setelah kau membaca ini kau akan berpikir aneh tentangku. 

Entah apapun yang ada dipikiranku saat ini namun terima kasih kak, aku beruntung sekali kala itu bertemu dengan orang sebaik kamu. Terimakasih telah menjadi bagian paling berwarna dimasa putih biru dan abu-abu ku. 

Kak, sebenarnya banyak hal yang aku rindukan dari kita. Aku rindu berjalan di belakangmu, mengikuti arah langkah kakimu. Merindukan sapaanmu, matamu yang meneduhkan itu, juga senyum manismu. Banyak sekali rasanya yang ingin ku tulis tentangmu, tapi melihat bagaimana kamu telah memiliki kehidupan lain yang lebih bahagia sudah cukup bagiku. 

Ah, aku terlalu berlebihan. Sekali lagi Selamat ulang tahun kak.

Sunday, March 05, 2023

Tiket menuju "Masalalu"

Jika kamu diberi tiket untuk mengubah masa lalu, apa kamu akan memakainya? Atau mungkin tidak? Atau mungkin jika kamu diberi tiket kembali ke masalalu dengan diri kamu yang sekarang, apa kamu akan mengambilnya?


Mengubah satu kejadian di masa lalu artinya mengubah semuanya, alur cerita hidup pun berubah di masa depan. 

Aku mulai mengingat banyak hal, kejadian demi kejadian yang aku lalui di masa lalu. Apakah aku akan memakai tiket itu? Atau membiarkan semuanya tetap berjalan seperti ini termasuk rasa sakit yang pernah aku alami, tentang rasa bahagia yang pernah ada, semuanya akan tetap sama. 

Namun tiba-tiba terlintas di pikiranku, sebuah ingatan di masa lalu yang membuatku berpikir haruskah aku mengambil tiket itu dan memakainya? kejadian yang sebenarnya sampai saat ini penuh teka-teki dan misteri untukku. Aku seolah kembali ke ingatan-ingatan dimana aku berada di situasi yang tak pernah aku bayangkan namun benar-bnar terjadi padaku. 

Hari itu, hari dimana aku merasakan rasa sakit yang mungkin hingga saat ini masih membekas untukku. Rasa perih menyayat, rasa tak percaya juga kekecewaan yang melanda dan menyesakan dada. 

Hari itu Pria yang ku kenal dekat, tiba-tiba memilih untuk pergi. Pergi tanpa mengucapkan kata selamat tinggal ataupun penjelasannya. Kami memang tidak sedekat itu, hanya dekat sebagaimana kata terurai. Aku menyukainya sejak awal hingga kedekatan kami yang aku artikan sebuah rasa berubah menjadi ketidak mungkinan. 

Seorang pria yang terkenal dingin itu tiba-tiba menjadi hangat, hanya padaku. Pria yang irit bicara, juga dan tak asik itu menjadi lebih ekspresif jika bersamaku. Pria yang hanya dengannya saja membuatku merasa cukup, lantas harus ku artikan apa rasa itu?? 

Aku hanya menebak-nebak dan mencoba mengartikannya sebuah kenyamanan, namun seiring berjalannya waktu aku meyakini bahwa perasaan nyaman itu bukan hanya datang padaku melainkan juga dengannya. Perhatian sederhana yang ia beri atau keromantisan penuh kekakuan yang ia perlihatkan sudah menjadi jawaban nyata bagiku kala itu. Namun baru saja aku meyakini perasaan padanya seperti halnya perasaannya padaku. Tiba-tiba ia mulai menghindariku, menjauhiku dan hilang perlahan dalam hidupku. Dihari itupula ia dengan jahatnya memperkenalkan kepada dunia wanita barunya, wanita yang juga ku kenal. 

Maka setelah kejadian itu ribuan kalimat tanya memenuhi pikiranku. Aku tak pernah menduga akhir yang menyedihkan ini datang padaku, apa yang telah ia lakukan sebelumnya sungguh sangat berbeda dari kenyataan yang ku temui. Aku terus berpikir apa maksud dan tujuannya selama ini, jika perasaannya bukan untukku lantas mengapa ia memberi kenyamanan itu? Jika saja ia memberitahuku mungkin aku tak akan semenyesakkan ini, mungkin aku akan memilih mundur perlahan. 

Kenangan tentang kedekatan kami, rasa nyaman yang pernah ada, juga rasa sakit yang muncul membuatku berpikir kekeliruan apa yang tengah kami hadapi siapa yang salah dalam kisah ini? Siapa yang menjadi korban dari kandasnya kisah yang tak memiliki nama ini? Aku kah yang terlalu berharap besar dan menyimpan perasaan ini padanya? Ataukah dia yang tak peka dalam mengartikan kedekatan kami, atau memang selama ini kami berdua hanya dua manusia yang sama-sama terlalu membiarkan waktu membawa kami kedalam hubungan itu. 

Tak bisa aku pungkiri aku ingin jawaban atas segala pertanyaan yang aku buat sendiri, juga atas segala terka yang tak disangka. Begitupun alasan kepergian dengan sangkaannya kala itu. 

"Aku menyukainya tapi dia tak menyukaiku."
Ucapan itu masih jelas ku ingat dilontarkan oleh wanita barunya. Wanita yang menjadi alasan ketidakjelasan hubungan kami, jika kami sedekat itu mengapa harus ada wanita lain. Wanita itu tiba-tiba saja mengatakannya padaku, seolah membuatku jauh lebih menderita dari sebelumnya. Entah apa maksud dari ucapannya namun itu sungguh membuatku seakan harus membenci mereka berdua. 

Laki-laki memang tak peka, haruskah ku utarakan itu agar orang-orang masih menganggap semua salahku? Dari banyaknya cerita yang kami tulis, senyuman, kenyamanan juga mungkin bahagia yang terukir selama kami bersama. Bagaimana mungkin ia tak menyadari rasa itu? Bukankah semua sudah jelas bahwa dia hanya membuat alasan klasik saja. Jika sebelumnya ia tak bersikap baik padaku, mungkin aku tak akan seperti itu. 

Hufftt, jika aku mengambil tiket itu dan kembali ke masalalu apa yang akan terjadi?? Mungkinkah aku akan kembali, beberapa hari sebelum dia memutuskan pergi. Apakah aku akan mendapat jawaban dari banyaknya pertanyaan di kepalaku? Atau kah semua pada akhirnya akan berakhir sama seperti sekarang. 

Jika aku memutuskan memilih kembali kemasa itu, mungkinkah pagi itu ia akan menjelaskan semua tak berpaling dan menjauh dariku? Atau justru akan tetap sama. Ia yang tak memberi jawaban apapun dan aku yang terus menerka dengan rasa sakit yang aku miliki. Ataukah pada kenyataanya akulah yang selama ini menyakitinya, yang berpura-pura merasa tersakiti tapi pada kenyataanya kami justru saling menyakiti dan menyalahi kandasnya kedekatan kami. 

Dari banyaknya terkaan akan masalalu aku mulai berpikir mungkinkah lebih baik jika aku kembali kemasa lalu untuk menghentikan kedatangannya, bukankah dengan begitu aku tak akan bertemu dengannya dan mengalami semua moment pahit ini. Mungkinkah hidupku akan jauh lebih baik tanpa mengenalnya? Aku mulai menerka-nerka kemungkinan terbesarku, tidak pernah jatuh cinta pada pria seperti dia. 

Namun terlalu banyak aku berpikir tentang resiko yang mungkin akan terjadi jika aku mengambil tiket itu, seketika muncul sebuah anggapan bahwa mungkinkah aku terlalu egois. Dengan mengambilnya sama saja dengan aku menghancurkan masa depan yang akan kami berdua miliki dengan kebahagiaan kami nantinya bersama seseorang yang lain. Tanpa aku duga, aku terlalu terbawa perasaan dan emosi hingga aku bersikap egois. Aku, maupun dia mungkin tak pernah tahu kehidupan seperti apa dimasa depan. Entah bahagia seperti apa dan cerita apa yang akan tertulis nantinya, dan bukankah dengan tiket itu aku menghentikan semuanya. Ya, aku benar-benar egois. 

Maka sampai di baris ini, aku akan menolaknya. Aku tak ingin menghancurkan apa yang tengah Tuhan susun untukku kedepannya, yang harus aku tanamkan adalah aku harus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dimasa depan, tanpa dia lagi.

Ayo Cari tahu !!

Popular Posts

Blogroll

 
Dunia Diana Chandri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template