Thursday, March 07, 2019

Ketika Kau Memilihku


Dua tahun terakhir ini, aku tengah menutup pintu hatiku dari berbagai macam jenis pria. Bagiku Cinta yang dulu Begini kini tidak lagi, bagiku cinta adalah penyatuan dua hati yang sama-sama di takdirkan oleh langit untuk  bersama. Cinta bukan lagi menemani ketika di butuhkan, namun selalu ada dalam kondisi bagaimanapun, Entah ketika senang maupun sedih.

Definisi cinta kini menjadi lain bagiku, Cinta adalah bukti keseriusan dan memerlukan tanggung jawab yang tidak sembarangan. karena Cinta membutuhkan restu bukan hanya dari satu pihak namun semua pihak. Ya, semua pihak.

Seiring berjalannya waktu akupun mulai menyadari definisi itu, setelah mengenalmu. kamu yang datang entah darimana dan bagaimana tiba-tiba terasa dekat.  kamu adalah orang baru dalam hidupku namun apa yang kamu lakukan membuatku bertanya ulang kepada hatiku berulang kali.

Kamu, yang entah keyakinan dari mana tiba-tiba memilihku, menjadikanku tujuan dari pencarianmu selama ini. membuatku berpikir ulang haruskah aku berbalik arah menujumu. semua terasa begitu saja. Kamu memang berbeda dari apa yang pernah aku mimpikan. namun memang benar kamu bukan mimpi, bukan hanya harapan kosong yang terbang diawan. melainkan, kamu adalah sebuah realita yang menjelma begitu saja. 

Tak ada mimpi atau janji yang kamu gadangkan, berbeda dengan lelaki sebelumnya. namun begitulah kamu, memang sangat berbeda. kedatanganmu membuatku secara tidak langsung membenahi perasaanku. agar aku dapat mengantisipasi jika sewaktu-waktu Tuhan memberi jawaban lain atas kedatanganmu. Bisa saja Tuhan mendatangkanmu hanya untuk menghiburku, atau membuatku percaya kembali akan cinta yang selama ini sempat membuatku menyerah.

Kamu memang tak pernah merayuku di setiap waktu, namun bukan itu caramu mencintaiku. Caramu mencintaiku, dengan memintaku kepada pemilik hati, kau menyelipkan namaku di setiap doaku. dan kenyataan itu yang membuatku semakin berpikir apakah aku harus berlari kearahmu menjadikan mu tujuanku seperti yang kamu lakukan?

Secara tidak langsung aku seolah berjalan perlahan menyusuri lorong yang sepi untuk berjalan mendekat padamu. cahaya pun semakin terlihat jelas hingga akhirnya aku berada di ujung lorong, cahaya mulai menapaki setiap jengkal tubuhku. seketika itu aku yakin bahwa kamulah obat atas kesedihan yang selama ini aku buat sendiri.

Namun manusia memang hanya dapat berencana namun Tuhanlah yang menentukan. Ketika aku semakin mendekat kearahmu tiba-tiba cahaya itu redup dan kamu menghilang. tak ada kabar darimu, akupun tak mungkin menanyakan mu kepada teman-temanmu. aku pikir mendoakanmu agar kau selalu baik-baik saja adalah keputusan yang baik untukku.

Aku selalu saja gagal mengambil pelajaran dari setiap sakit yang orang lain sebabkan. Aku selalu saja tak bisa mengantisipasinya, dan akhirnya membuatku kembali jatuh pada kesedihan itu sendiri. Tak ada yang aku harapkan darimu selain kepastianmu. semakin lama aku menunggumu semakin yakin pula keyakinan itu menuju kearahmu, namun kamu yang aku tuju semakin hilang. tak pernah ada rute untuk kembali menujumu, tak adalagi cahaya yang mengantarkanku keluar dari lorong kesedihan ini.

Hingga suatu hari aku dipaksa untuk menuruti takdir. aku kembali bertemu denganmu, kembali tak ada janji yang kau ungkapkan. kau hanya menyerahkan semua keputusan kepada alam dan meyakini ku bahwa perasaaanmu masih ada di dalam hatimu. rasa kecewa dan penantianku hilang seketika dengan keyakinan yang kamu utarakan.

Hari itupun tiba, hari dimana kau mengucap janji di depan Tuhan dan juga ayahku. maka saat itu juga aku memantapkan hatiku untuk menemanimu mengarungi hidup bersama hingga nanti. Akupun mulai yakin bahwa kau adalah jawaban atas segala doa yang pernah aku bisikkan disetiap malam. Tuhan memang tak akan pernah salah mendekatkan yang jodoh dan yang bukan. jika restu orangtua telah aku dapatkan maka aku yakin kau adalah yang terbaik dari Tuhan.

Aku memang tak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi ketika kamu menghilang namun kenyakinanmu kepadaku meleburkan tanya yang cukup lama membebaniku setelah kehilanganmu. Semoga jika benar Tuhan menjodohkan kita tak ada lagi tanya maupun keraguan yang mendera perasaanku ketika kembali berjalan kearahmu.


"Gengam erat tanganku, bawalah aku pergi kemanapun kau mau."

0 komentar:

Post a Comment

Ayo Cari tahu !!

Popular Posts

Blogroll

 
Dunia Diana Chandri Blogger Template by Ipietoon Blogger Template