Ini adalah hari yang membahagiakan untuknya, namun tidak untukku. aku adalah pengagum rahasia yang mengaguminya sejak lama. pertemuan kami yang tak sengaja kala ia menjadi anggota baru club photografi kampus membuat kami semakin dekat satu sama lain. semakin hari maka semakin dekatlah kami juga rasa itu semakin bertambah kuat kepadanya, bukan hanya kekaguman biasa namun lebih dari itu semua.
Namun kini aku menyadari, aku memang pantas di juluki sebagai seorang pengecut, aku tak pernah benar-benar memperlihatkan perasaanku, menunggu waktu yang tepat. itu yang selalu aku tunggu waktu yang tepat walau akhirnya tak pernah ada waktu yang benar-benar tepat untuk kami. hingga sebuah fakta lain menampar aku kala itu, kamu tengah menjalin hubungan dengan pria lain. walau sebenarnya hubungannya tengah tidak sehat, beberapa kali ia menceritakan perlakuan kekasihnya kepadanya.
Aku membawa dua botol minuman dan berjalan kearahnya, ia tersenyum melihat aksi anggota lain yang tengah memotret beberapa objek.
"Makasih kak Azmi." ucapnya yang mulai berusaha membuka tutup botol.
Aku mengambil botol tersebut dari tangannya dan secepatnya membuka kan tutup botol itu agar ia dapat meminumnya segera.
"Wuih, makasih lagi kak Azmi." ucapnya yang tersenyum dengan tangan seolah tengah bertepuk tangan.
Aku hanya tersenyum dengan senyum khas ku. Ia mulai meminumnya, entah ia menyadarinya atau tidak aku memperhatikannya dari samping. wajahnya yang putih semakin bersinar ketika cahaya matahari menyinarinya dari samping.
Sebuah telpon mengalihkan pandangannya, ia pun mengangkat telepon itu. entah apa yang ia bicarakan dengan orang yang berada disambungan telpon itu. namun caranya bercengkara membuatku sedikit terganggu, ia terlihat sangat bahagia bahkan wajahnya terlihat merona. aku memalingkan wajahku berharap ia segera kembali dan duduk disampingku kembali.
"Kak Azmi, pulang dari sini ada acara ngga?" Ucap ia yang tiba-tiba kembali dan duduk disampingku.
"Ngga ada, La. kenapa?"
"Temenin aku beli kado buat bunda ya Kak. Riko ngga bisa katanya." Ucapnya dengan nada yang sedikit pelan.
Terkadang aku menyesal dan jengkel karena setiap ia membutuhkan kekasihnya, ia selalu tak memiliki waktu yang cukup. namun secara tidak langsung aku bahagia akan kesibukan kekasihnya yang membuat aku dan kamu semakin dekat. bahkan hingga bisa berada di dekat ini. aku tahu aku salah, namun cinta memang membuat sesuatu yang salah seolah tetap benar bukan.
"Oke, Ayo."
Delapan bulan berlalu, hubungan mereka mengalami gejolak yang luar biasa. bahkan ia hampir setiap hari menangis menceritakan keburukan yang kekasihnya lakukan. menghianatinya, menduakannya, bahkan terang-terangan menghianatinya dengan teman sekampusnya. namun ia seolah tetap bejruang dan ingin mempertahankan hubungannya. selama itu pula akulah yang selalu ada disampingnya, aku tak peduli harus bolos kelas hanya untuk menemaninya. akupun tak peduli harus berapa kali mendapat teguran dari beberapa dosen karena ketidakhadiranku. namun perasaanku kepadanya, membutakan semua.
"Kak Azmi, ngga punya pacar?"
Aku hanya menggeleng dengan sedikit senyum di bibirku. ah (aku bukannya tak punya sebenarnya kamu yang aku inginkan menjadi kekasihku.) ucapku dalam hati kala itu.
"Kenapa? padahal banyak banget yang suka sama Kak Azmi. kak Azmi ini tipe ideal seorang kekasih. pasti banyak yang mau. dan ngga mungkin nolak." ucapnya dengan senyum di bibirnya, ia sesekali menikmati minumannya.
"Ada orang yang aku suka, tapi kayanya dia ngga suka sama aku."
"Kak Azmi ngga mungkin di tolak. beruntung banget pokoknya wanita yang kak Azmi sukai. dia disukai oleh pria yang paling baik." Ucapnya dengan nada yang sangat bahagia, seolah tengah antusias.
"Kalo aku boleh tau siapa kak? anak club bukan?"
Aku hanya tersenyum simpul dan tak berani berkata-kata selain tersenyum dengan senyuman yang penuh arti kepadanya.
"Siapa dong kak? penasaran aku." ucapnya yang tiba-tiba memperlihatkan wajah seolah tengah kesal.
(Orang itu adalah kamu La, wanita yang berhasil membuat aku menjadi pria seperti ini. ah, namun aku tak seharusnya seperti ini. biarkan perasaan ini aku saja yang tahu, kamu tidak perlu tahu. aku takut seolah mencipta peluang dengan berakhirnya hubungan kamu dan kekasihmu. aku yakin kamu akan tahu dengan semua perasaanku,namun bukan saat ini.)
Tiga minggu setelah pertemuan terakhir kami kala itu, aku mulai memberanikan diri untuk mengatakan semuanya. awalnya aku terus berusaha untuk menutupi semua namun ternyata perasaan padamu semakin hari semakin kuat, dan akhirnya membuat aku menyerah dengan perasaanku.
Sore itu setelah pertemuan pengurus club aku berniat menemuinya dan mengatakan semuanya. bahkan aku sudah menyusun semuanya, untuk menghabiskan waktu bersamanya. akupun berlatih untuk mengutarakan apa yang akan aku ucapkan ketika berada di depannya. namun sore itu ia tidak datang ke pertemuan club, handphonenya tiba-tiba tidak aktif. whatsappnya terakhir aktif satu hari yang lalu. aku sempat menanyakannya kepada teman-teman kelasnya, namun merekapun tak mengetahui tentangnya, dia menghilang begitu saja.
Dan setelah cukup lama aku tak bertemu dengannya, dia kembali menghubungiku. ia datang padaku meminta waktu ku untuk kembali dihabiskan bersamanya. akupun menyanggupinya, entahlah jatuh cinta padanya memang sungguh di luar kendaliku.
"kak Azmi maaf ya, aku jarang banget hubungin kakak."
"Its ok La, kamu masih ambil cuti kuliahnya?"
"Iya Kak."
kami kembali hening, dan rasa dalam diriku kembalil meyeruak. mungkin inikah saatnya aku mengutarakan semuanya.
"La""Kak" Ucap kami yang berbarengan memanggil satu sama lain.
ia tertawa dengan tawa khasnya yang aku rindukan beberapa minggu terakhir ini.
"Kamu dulu La"
Ia tertawa lalu kembali berucap "Ladies first, ya kak."
Aku kembali mengangguk mengiyakan.
Tiba-tiba ia menyodorkan sebuah bungkusan berwarna silver, seketika rasanya aku kalah bahkan sebelum memulai semuanya. ya, fakta yang kudapati adalah ia akan segera melangsungkan pernikahan dengan kekasihnya. juga yang membuatku terkejut kehilangannya selama ini karena ia tengah mempersiapkan pernikahannya.
"Kamu serius La?"
Ia tersenyum tipis lalu mengangguk mengiyakan pertanyaanku.
"Kamu lupa sama perlakuan dia terakhir sama kamu. dia selingkuhin kamu, bukan sekali atau duka kali La. berulang kali." Ucapku dengan nada sedikit tinggi, aku memperlihatkan kekesalan yang selama ini aku pendam.
"Dia janji buat ngga gitu lagi kak." Ucapnya yang menunduk setelah terkejut dengan sikapku.
Aku menghela nafas tak percaya dengan keputusan yang ia ambil, ini bukan hanya soal kesakitanku namun juga aku tahu betul bahwa selama ini hanya rasa sakit yang ia dapatkan. namun akupun tak bisa membiarkan diriku menguasainyadengan keegoisanku untuk memilikinya.
"Aku kecewa dengan keputusan kamu ini La, Aku ngga yakin bisa datang ke pernikahan kamu nanti." Ucapku yang mulai berdiri dan meninggalkannya kala itu.
Entah apa yang ada di pikiranku kala itu, aku sangat kecewa dengan keputusanmu namuan tak ada lagi yang dapat ku perbuat. hingga akhirnya berada disini berdiri di barisan bangku tamu, melihatnya bahagia dan tersenyum di pelataran pelaminan sana. sampai saat ini perasaanku padanya masih ada, namun aku tak membiarkan perasaan itu tumbuh dan berkembang padanya.
"Kak Azmi" Ucapnya yang membangunkanku dari lamunanku.
Aku bangun dari kursiku dengan wajah yang tidak percaya, karena ia menyadari kehadiranku.
ia tiba-tiba saja memelukku "Terima kasih sudah datang kak."
Aku membiarkannya memelukku, walau akhirnya aku menyambut pelukan itu. rasa kecewaku beberapa minggu terakhir ini rasanya hilang ketika memelukannya. sakit memang ketika aku harus menghadiri pernikahan orang yang sangat aku cintai, orang yang sangat aku kagumi dan yang selalu aku harapkan
Tak seharusnya terus egois dengan perasaanku ini. mungkin ia memang jauh lebih bahagia dengan pilihannya ini. Kini telah sampailah aku pada titik kekaguman terjauh padanya, dan yang tersisa kini rindu. masih bisakah kita seperti ini, bolehkah aku tetap menjadikanmu tujuan segala kekagumanku?.
Seandainya kau tau, aku akan tetap mengagumimu. dari sii dari sudut yang tak terlihat oleh mata namun dapat di rasakan oleh hati.
Thursday, April 04, 2019
Subscribe to:
Posts (Atom)
Ayo Cari tahu !!
Popular Posts
-
Pernahkah kamu merasakan hal seperti ini? Merasakan perasaan yang kamu sendiri tak tahu apa namanya, ketika tiba-tiba seseorang yang k...
-
Salahsatu alasan kuatku masih menyukai kotamu, adalah kamu. Rasanya kenangan yang telah lama itu masih hidup abadi disana. Entahlah, setiap ...
-
Wannable adalah sebutan untuk para fans salahsatu boyband or boy group dari korea selatan. Yes Wanna One. salahsatu boy group yang terbe...